Jakarta – Nasab habaib belakangan ini menjadi topik hangat yang kerap dipertanyakan oleh sebagian masyarakat. Ini tidak terlepas dari pihak yang mengklaim bahwa nasab habaib yang tersambung kepada Rasulullah SAW terputus.
Habib merupakan sebutan bagi seseorang yang memiliki nasab atau keturunan yang sampai hingga pada Rasulullah SAW. Penyematan Habib pada seseorang memiliki legalisasi atau sertifikasi dari sebuah lembaga atau organisasi Islam yakni Rabithah Alawiyah.
Rabithah Alawiyah merupakan lembaga pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW yang bertujuan untuk melestarikan silsilah keturunan Nabi Muhammad SAW melalui Sayyidatuna Fathimah Azzahra.
Namun, kini klaim bahwa Habib di Indonesia merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW mendapat kritikan mendalam dari Kiyai Imaduddin Utsman Al-Bantani dalam artikel hasil penelitiannya yang berjudul, ‘Pengakuan Para Habib Sebagai Keturunan Nabi Belum Terbukti Secara Ilmiah.
Kyai Imaduddin Utsman menjabat sebagai Ketua Komisi Fatwa MUI Banten serta Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Cempaka, Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten. Ia merupakan kyai muda di lingkungan Nahdlatul Ulama yang sangat aktif dan produktif menulis kitab-kitab dalam bahasa Arab, salah satu kitab karangan kiyai Imaduddin Utsman adalah al-fikrah al-nahdliyyah fi usul wa al-furu’ Ahl Sunnah Wal-jamaah.
Kiyai Imaduddin mengatakan, bahwa para habib di Indonesia belum memiliki bukti secara ilmiah terkait nasab atau keturunannya sampai ke Rasulullah.
“Saya berkesimpulan bahwa nasab para habib itu putus dari baginda nabi, karena alawi bin ubaidillah, sebagai datuk para habib, tidak terbukti sebagai cucu Nabi berdasar kitab nasab yang semasa dengan alawi bin ubaidillah” ujar Kiyai Imaduddin Utsman yang juga sebagai ketua RMI NU Banten kepada awak media, Kamis (13/04/2023).
Kiyai Imaduddin menegaskan, kepada para habib yang merasa tidak berkenan atas hasil penelitiannya perihal ditemukannya nasab habib terputus dari Rasulullah SAW merupakan bersifat ijtihad.
“Kesimpulan saya ini ijtihad, saya tidak memaksakan orang untuk ikut pendapat saya, jadi kepada para habib, ya masing masing saja, mereka mengaku sebagai keturunan nabi, silahkan saja. tetapi juga harus legowo kalau ada orang yang tidak percaya seperti saya, berdasar kajian saya pada kitab kitab nasab,” tegasnya.
Dan pada momentum hari kemerdekaan saat ini dimanfaatkan untuk framing mengangkat para habaib semata yang dinilai paling berjasa ketimbang para pahlawan lainnya.